Pasti di antara kita ada
yang sudah tidak asing lagi dengan HOTS. Bahkan, beberapa di antara guru kita
ada yang gemar memberikan soal-soal HOTS sebagai latihan soal, pekerjaan rumah
(bukannya K13 enggak boleh ada PR? Hm), maupun soal ujian (ini yang bahaya,
soalnya berpotensi besar untuk remed haha). Tapi, sebenarnya HOTS itu apa, sih?
Kenapa harus diterapkan di sekolah-sekolah? Apakah dengan soal HOTS,
murid-murid di Indonesia ini akan menjadi lebih cerdas dan lebih kreatif serta
lebih analitis?
1. Pengertian HOTS
HOTS (High Order
Thinking Skill) merupakan urutan
tingkatan berpikir (kognitif) dari tingkat rendah ke tinggi. Pada ranah kognitifnya, HOTS berada pada level analisis,
sintesis dan evaluasi. HOTS pertama kali dimunculkan pada tahun 1990 dan
direvisi tahun 1990 agar lebih relevan digunakan oleh dunia pendidikan abad
ke-21. HOTS versi lama berupa kata benda yaitu: Pengetahuan, Pemahaman,
Terapan, Analisis, Sintesis, Evaluasi. Sedangkan HOTS setelah direvisi menjadi
kata kerja: Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis, Mengevaluasi, dan
Mencipta.
Sebelum dikenal adanya HOTS, sistem belajar para siswa
lebih ke text-book, saat ada ujian
kita selalu menghapal dari buku. Karena, soal yang akan diujikan pasti sama
persis dengan yang ada di buku. Mulai dari huruf, titik, koma, sama persis
sehingga kita hanya butuh kemampuan menghapal. Contohnya adalah geografi. Dulu,
saat masa-masa belum ada HOTS, pelajaran itu membutuhkan ingatan yang kuat. Tetapi,
saat K13 muncul dengan tuntutan HOTS ini, ternyata geografi adalah pelajaran
menganalisis.
Menurut wacana dari salah satu sumber, guru hanya
berperan sebagai pembimbing sampai kita menemukan konsep. Setelah itu, baru
kita bisa menganalisis konsep itu dan berpikir sesuai dengan konsep yang sudah
ditemukan. Tak hanya itu, kita juga dituntut untuk kreatif dalam memecahkan
masalah. Terkadang, soal-soal matematika yang kita temukan adalah gabungan dari
beberapa konsep, karena konsep-konsep dalam soal itu saling berhubungan.
Jadi intinya cuman satu : kita dituntut buat bisa
memecahkan masalah dengan kreatif dan pandai menganalisis, serta jadi pemikir
yang kritis.
2.
Dampak adanya HOTS bagi murid-murid Indonesia?
Jelas dampaknya pasti bagus, hehe.
Kita jadi mampu mengembangkan apa yang ada di pikiran
kita, dan bisa mengkomunikasikannya ke orang-orang lewat presentasi atau maju
ke depan kelas buat ngerjain soal susah (HOTS) dari guru. K13 dengan HOTS jika
dilaksanakan dengan baik, maka akan menghasilkan murid-murid yang mampu
berpikir kritis, analitis, dan kreatif. Bukankah itu memang tujuannya?
Hanya saja, yang jadi masalah adalah banyak
siswa-siswa yang mengeluh saat UNBK ini memakai soal-soal HOTS. Seharusnya,
sekolah sudah sedari awal menerapkan HOTS ini agar siswa tidak kaget.
Konklusinya, HOTS ini akan bagus jika pelaksanaannya
juga bagus dan bisa diterapkan sedari awal di sekolah-sekolah. Saat ini berbagai
informasi sudah sangat mudah diakses dan teknologi sudah semakin maju, jadi
akan sangat masuk akal jika generasi kita bisa lebih kreatif dibanding generasi
sebelumnya :)
Sekian dari Red Cherry, sampai jumpa di postingan
selanjutnya!
Sumber :

Tidak ada komentar:
Posting Komentar